Proposal Penelitian Kualitatif Studi Ilmu Komunikasi
Pada artikel kali ini, saya akan memberikan contoh proposal penelitian kualitatif studi Ilmu Komunikasi, dengan judul Pola Komunikasi Anak Dan Orang Tua Dalam Keluarga Multi Kultural Etnis Sulawesi Dan Jawa.
Baca juga: Proposal Penelitian Kualitatif Analisis Semiotika (Recomended)
POLA KOMUNIKASI ANAK DAN ORANG TUA DALAM KELUARGA MULTI KULTURAL ETNIS SULAWESI DAN JAWA
(Studi Analisis Fenomenologi dengan Paradigma Interpretif)
Bab 1
Pendahuluan
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Fenomena yang dapat ditemukan sekarang ini yakni di mana seseorang yang memiliki kebudayaan yang berbeda dapat hidup rukun dalam sebuah keluarga. Seseorang yang lahir dari keluarga tersebut biasanya memiliki kebudayaan campuran atau multi etnis yang sering di aplementasikan dalam kehidupan sehari-harinya. Padahal, multi etnis terutama etnis sulawesi yang mempunyai pola prilaku dan tutur yang beragam cenderung memiliki perbedaan dengan etnis jawa, baik itu dalam kebudayaan maupun prilaku sehari-hari. Perbedaan-perbedaan yang di miliki dapat menjadi hambatan komunikasi yang besar dan meningkatkan terjadinya miss communication bahkan suatu perpecahan dalam suatu komunitas.
Kebudayaan dari seseorang yang lahir dari keluarga beretnis berbeda seringkali memiliki hambatan dalam hal komunikasi dan pola berprilaku, baik itu dengan keluarganya atau masyarakat sekitar. Perpecahan yang seringkali di akibatkan oleh adanya perbedaan kebiasaan yang besar menjadi salah satu faktor utama runtuhnya sebuah keluarga. Akan tetapi, anak dari etnis campuran cenderung memiliki cara tersendiri dalam menghadapi dan menyikapi hal tersebut.
Krisis identitas yang sering kali terjadi pada anak yang lahir dari orang tua berbeda etnis menjadi masalah tersendiri dalam bergaul dengan masyarakat sekitarnya. Norma dan nilai-nilai yang di anut juga bisa jadi berbeda dengan orang lain pada umumnya. Dapat di katakan kemampuan untuk beradaptasi sangat di butuhkan namun hal tersebut bisa menjadi bumerang tersendiri jika gagal melakukannya.
Etnis campuran yang di miliki seorang anak juga dapat menjadikan pola pikirnya berbeda dengan orang lain. Perbedaan tersebut dapat menjadi sebuah dampak yang besar bila tidak dapat di atasi semaksimal mungkin, misalnya di jauhi oleh teman-teman sekitar karena di anggap berbeda atau semacamnya.
Hasil dari beberapa studi kasus mengatakan bahwa, selama ini belum ada masalah yang besar di dalam komunikasi di keluarga sekalipun terdapat gabungan dua kultur yang berbeda. Hal ini mungkin dikarenakan, masing-masing kultur yang ada bersifat mampu beradaptasi dan menerima perbedaan. Sekalipun mungkin pada awal-awalnya terdapat masalah, apalagi dengan masalah karakter, di satu sisi yang satu berasal dari latar belakang keluarga keturunan yang ketika berbicara ceplas-ceplos bertemu dengan orang yang berasal dari keluarga dengan latar belakang keluarga dari culture Jawa Tengah yang memiliki perasaan yang halus.
Namun seiring waktu, masing-masing dapat mempelajari dan beradaptasi dengan perbedaan budaya tersebut. Jadi di hasilkan pendapat bahwa perbedaan kultur dalam keluarga bukan masalah, yang penting ialah bagaiamana cara untuk menyingkapi perbedaan tersebut dan sikap mau menerima segala perbedaan dan mempelajari perbedaan tersebut, dan yang paling penting adalah menyamakan pandangan bahwa perbedaan itu adalah merupakan variasi yang baik.
Kehadiran dan keberadaan orang-orang etnis sulawesi di tengah-tengah masyarakat indonesia merupakan suatu kenyataan. Kehadiran ini sudah berlangsung dari sekian keturunan, sedangkan keberadaannya dapat diukur dari perlakuan masyarakat sekitar terhadap mereka. Perlakuan masyarakat sekitar ini termasuk masyarakat jawa akan sangat beragam mulai dari menyenangi mereka, bersikap acuh tak acuh, atau bahkan membencinya Masyarakat yang berasal dari etnis lain dalam perspektifnya memandang etnis sulawesi merupakan suatu sikap yang tidak menentu.
Proporsi orang etnis sulawesi terhadap penduduk indonesia dilihat dari sensus pada tahun 2010 adalah berjumlah 17,36 juta dan proporsi orang etnis jawa terhadap penduduk indonesia dilihat dari sensus pada tahun 2012 adalah berjumlah 141 juta. Dapat dikatakan bahwa orang jawa lebih banyak dari orang sulawesi dan merupakan etnis terbanyak di Indonesia. Namun akibat dari perkawinan campuran dan asimilasi di beberapa daerah di indonesia akan susah dibedakan mana yang merupakan orang sulawesi dan mana yang bukan.
Masyarakat sulawesi di indonesia dapat tumbuh sampai sekarang ini, bisa di klasifikasikan akibat peranakan yang meningkat dari tahun ke tahun dan percampuran dengan orang etnis lain dalam kebudayaan campuran mereka. Suatu proses komunikasi di bagian dunia manapun, selalu mengikuti suatu alur atau kaidah tertentu, sehingga suatu masyarakat atau kelompok tersebut bisa mengatakan seseorang bisa diterima suatu komunitas atau masyarkat karena cara dia berperilaku dan berkomunikasi satu terhadap lainnya.
Hubungan yang terjadi antar sesama manusia dikemukakan oleh Klinger (1977) yang mengatakan bahwa hubungan dengan manusia lain ternyata sangat mempengaruhi manusia itu sendiri. Manusia tergantung terhadap manusia lain karena orang lain juga berusaha mempengaruhi melalui pengertian yang diberikan, informasi yang dibagi, dan semangat yang disumbangkan. Semuanya membentuk pengetahuan, menguatkan perasaan, dan meneguhkan perilaku manusia.
Meskipun demikian banyak ahli yang akhirnya berpendapat bahwa semua yang menjadi tekanan dalam komunikasi antar pribadi akhirnya menuju pada perspektif situasi. Perspektif situasi menurut Miller dan Steinberg (dalam Liliweri, 1991) merupakan situasi suatu perspektif yang menekankan bahwa sukses tidaknya komunikasi antar pribadi sangat sangat tergantung pada situasi komunikasi, mengacu pada hubungan tatap muka antara dua individu atau sebagian kecil individu dengan mengandalkan suatu kekuatan yang segera saling mendekati satu dengan yang lain pada saat itu juga.
Metode analisis yang akan di gunakan adalah metode penelitian fenomenologi di mana realitas sosial yang di angkat sangat berpengaruh pada kelangsungan hubungan antar manusia. Fenomenologi sendiri adalah ilmu yang berorientasi untuk mendapatkan penjelasan tentang realitas yang tampak. Fenomenologi memanfaatkan pengalaman intuitif atas fenomena, sesuatu yang hadir dalam refleksi fenomenologis, sebagai titik awal dan usaha untuk mendapatkan fitur � hakekat dari pengalaman dan hakekat dari apa yang kita alami.
Hal ini yang mendasari peneliti untuk melakukan studi pada pengalaman yang di miliki oleh anak multi kultural. Hubungan (relationship) antara anak dan orang tua dalam ssebuah keluarga sering kali terjadi kesenjangan akibat dari perbedaan pemahaman yang di ajarkan oleh orang tua (Ayah dan Ibu) yang memiliki budaya berbeda.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
- Bagaimana pola komunikasi dalam keluarga yang multi etnis Jawa-Sulawesi?
- Bagaimana makna hubungan orang tua dan anak dalam keluarga multi etnis Jawa-Sulawesi, dengan menggunakan teori disonansi kognitif?
- Bagaimana pola komunikasi dalam keluarga yang multi etnis Jawa-Sulawesi?
- Bagaimana makna hubungan orang tua dan anak dalam keluarga multi etnis Jawa-Sulawesi, dengan menggunakan teori disonansi kognitif?
1.3 Tujuan Penelitian
- Untuk mengetahui pola komunikasi dalam keluarga yang multi etnis Jawa-Sulawesi.
- Untuk mengetahui makna hubungan orang tua dan anak dalam keluarga multi etnis Jawa-Sulawesi, dengan menggunakan teori disonansi kognitif.
- Untuk mengetahui makna hubungan orang tua dan anak dalam keluarga multi etnis Jawa-Sulawesi, dengan menggunakan teori disonansi kognitif.
Untuk lebih Jelasnya silahkan di download.
Berikan Komentar anda bila ada yang ingin di tanyakan. Baca juga Contoh Proposal Penelitian Kuantitatif Studi Ilmu Komunikasi sebagai reverensi anda.
Belum ada Komentar untuk "Proposal Penelitian Kualitatif Studi Ilmu Komunikasi"
Posting Komentar